Kisah Tahanan di Penjara, Perampok dan Bandar Narkoba Kini Pandai Baca Alquran
Jumat pagi 17 Maret 2023 pukul 09.00 WIB, matahari menyinari dinding tinggi. Sinarnya membentuk siluet di jeruji kerangkeng besi. Suara sunyi pecah saat suara denting lonceng menjadi tanda pembuka gembok untuk para narapidana.
Satu per satu pintu kamar petinggi satu setengah meter dibuka oleh petugas. Sahut tawa mimiik sangar para napi mulai terdengar. Mereka berjemur sambil bersenda gurau untuk menghabiskan waktu sehari.
Namun, di balik salah satu tembok kamar, ada blok santri. Nama itu tempat bagi para narapidana yang memilih mendekatkan diri dengan pencipta. Di antara seratusan penghuni di blok santri itu, terselip pemuda bertubuh kecil yang terlibat perampokan, bernama Rijal. Ia dikenal rampol yang buta huruf.
"De odo a, Doa Mus. Teata, Musta, Jeaja, moa mustajab," ungkap Rijal. Ia mengaku sejak lahir ke dunia tidak pernah mengenyam pendidikan. Rijal tersandung kasus perampokan. Menuruy pengakuannya, ia merampok seisi kafe dan dari hasilnya itu ia berfoya-foya pesta bersama teman-temannya.
Di ruangan itu juga ada Heri, bandar Narkoba yang sedang membaca Alquran. Dia mengedarkan sabu ke segala kalangan di penjuru kota hujan.
"Alhamdullah setiap hari baca Alquran pagi siang, sore malam," tutur pria yang dijuluki ustaz. Suaranya yang merdu bukan tanpa sebab, dua tahun di kurung di sel Paledang membuatnya menempa diri sebagai pembaca Alquran.
"Alhamdulillah lancar baca Alquran di sini. Kalau di luar tidak ditangkap mungkin saya tidak mungkin belajar Alquran di luar, satu bulan bisa lima kali khatam (tamat membaca)," ungkapnya. Ia berharap di bulan suci Ramadhan nanti, bisa lebih rutin dan banyak mengkhatamkan Alquran.
Petugas pendamping warga binaan, Kasubsi Registrasi Lapas Kelas II Paledang, Muarif Khakim menuturkan pengajian digilir secara rutin dan disediakan kamar santri. Para warga binaan langsung diajari petugas dan diuji petugas.
"Kedepan kami berencana akan berkerja sama dengan Kemenag untuk pengajar bersertifikasi untuk belajar ngaji," katanya saat mendampingi VIVA berkeliling lihat suasana lapas.
Lanjut Muarif, bagi warga binaan yang ingin mendapat PB atau remisi tahanan, akan dites mengaji Alquran. Kebijakan ini adalah penilaian dalam perubahan prilaku. Sebab, perilaku tak lepas dari norma Agama.
"Sistem penilaian perilaku narapidana itu bagaimana dia berhubungan dengan sesama dan dengan tuhan. Kegitan diikuti apa tidak, peribadahan, tiap wali seperti saya memegang 20 narapidana itu setiap hari dinilai semua dari usaha perubahan prilaku," tururnya.
Termasuk Rijal, yang terlibat kasus perampokan sebuah cafe, yang dikenal tidak bisa membaca dan saat ini sudah bisa membaca. Selain alfabet, dirinya juga diajari membaca Alquran.
"Di luar preman kan di sini di situ saya merasa dia mau berubah, ada usahanya malam latihan," ucapnya.
Di dalam lapas terlihat aktivitas menjemur, mencuci, hingga berbelanja di warung yang dibina oleh Lapas. Selain itu juga, tampak tahanan mengelola peternakan kecil dan pertanian hidroponik. Menurut Muarif, kehidupan di lapas diawasi secara ketat namun tetap dalam pembinaan para tahanan.
Kepala Lapas Kelas II A Bogor Sopian Kami memiliki dua program bagi warga binaan. Pertama progan binaan kepribadian, dan program kemandirian.
"Kepribadian berkaitan dengan ahlak mereka, pemberdayaan buta aksara Alquran, yang kedua bersifat keagamaan. Di sini secara rutin yang dari pesantren dan yayasan luar lapas memberikan bekal, apa lagi menyambut bulan suci Ramadhan terkait dengan amaliah khataman Alquran, tadarusan untuk mengubah mereka," ungkapnya.
Selain itu, lanjut Sopian, di bulan Ramadhan Lapas memberikan kesempatan bagi keluarga yang berkunjung berbuka puasa bersama warga binaan.
"Momen ini langka bisa buka bersama keluarganya di bulan suci ini, untuk merasakan nikmatnya berbuka puasa bersama keluarga yang mereka sayangi dan cintai," ungkapnya.
Dengan begitu, kata Sopian, diharapkan program bagi warga binaan dapat melibatkan peran serta keluarga. Di samping itu, Progran kemandirian yang akan mendukung bekal warga binaan setelah bebas dari Lapas dalam melanjutkan kehidupan lebih baik di tengah masyarakat.
"Yang ada di kami pembinaan peternakan ayam petelur, ayam potong, hidroponik, dan budidaya jamur," ungkapnya.
Sumbver: viva
Foto: Seorang tahanan sedang membaca Alquran di Lapas Paledang, Bogor, Jawa Barat Sumber : Muhammad AR (Bogor)
Kisah Tahanan di Penjara, Perampok dan Bandar Narkoba Kini Pandai Baca Alquran
Reviewed by Admin Pusat
on
Rating:
Tidak ada komentar