Mahathir Mohamad Blak-blakan Sebut Ada yang Tak Ingin Malaysia-Indonesia Maju: Mata Uang Dijatuhkan
Malaysia pernah dilanda krisis ekonomi tahun 2018. Tepatnya, krisis yang menyangkut permasalahan ekonomi.
Bahkan, oleh mantan Perdana Menteri Malaysia saat itu, Mahathir Mohamad, permasalahan ekonomi yang ada di Malaysia saat itu lebih buruk dari yang dikiranya.
Hal itu disebutkan Mahathir dalam sebuah wawancara bersama televisi Malaysia, RTM.
Dilansir TribunJatim.com dari Free Malaysia Today, Mahathir menyebut kondisi Malaysia kini sangat berbeda dari era 80-an, di mana ia mulai menjabat sebagai perdana menteri.
Menurut Mahathir, ia merasa jauh lebih mudah memimpin di tahun itu, karena roda pemerintahan berjalan efisien.
"Roda pemerintahan ketika itu bersih dan berjalan baik. Kini, kami menemukan banyak kendala, segala macam kendala," ujar Mahathir.
Mahathir menyebut, ia tak menduga begitu rapuhnya kondisi Malaysia yang sesungguhnya, setelah ia resmi terpilih pada Mei 2018 lalu.
"Kami melihat roda pemerintahan sudah begitu kacau, semua kementerian kacau, karena aturan dibuat tidak untuk menjalankan negara, tapi untuk mendapat keuntungan," tambah Mahathir.
Mahathir pun mulai menyuarakan nada pesimistis.
Dalam wawancara tersebut, Mahathir meminta rakyat Malaysia maklum, bahwa ia manusia biasa yang juga punya kelemahan.
"Saya berterima kasih kepada rakyat yang memilih saya untuk memperbaiki negara ini, tapi tidak mudah. Saya juga punya kelemahan seperti orang lain, tapi saya akan berusaha sebaiknya," ujar Mahathir.
Mereka Tak Ingin Negara Kita Maju
Mahathir pernah mengatakan, dia dengan Presiden Kedua Indonesia, Soeharto merupakan sahabat.
Itu seperti yang diungkapkannya dalam buku "Pak Harto, The Untold Stories".
Dalam buku itu, Mahathir mengungkapkan, dia sering berbincang dari hati ke hati dengan Soeharto sebagai seorang sahabat.
Menurutnya, masalah antara Indonesia dan Malaysia memang selalu ada.
Namun hal itu hanyalah masalah kecil.
"Apabila ada masalah yang mengharuskan presiden dan perdana menteri turun tangan, maka selalu dibicarakan dengan baik sehingga masalah tidak menjadi besar, dan membuat buruk hubungan kedua negara," kata Mahathir.
Menurutnya, Pak Harto menganggap Malaysia sebagai bangsa yang serumpun.
"Begitu pula saya menempatkan Indonesia sebagai bangsa serumpun," ujar Mahathir.
Meski demikian, menurut Mahathir ada saja pihak yang menganggap dan memandang tidak baik hubungannya dengan Soeharto.
"Seolah-olah mereka tidak ingin memajukan negara sendiri, bahkan mereka tidak ingin melihat hubungan baik kedua negara ini," ungkap Mahathir.
Oleh karena itu, Mahathir mengakui dirinya dan Soeharto mendapatkan kecaman.
"Antara lain dengan merusakkan perekonomian kedua negara. Sebagai contoh, bagaimana mata uang Indonesia dan Malaysia dijatuhkan sehingga ekonomi menjadi rusak," kata Mahathir.
Mahathir melanjutkan, Indonesia dan Malaysia memiliki masalah yang sama.
"Hanya saja sebagai negara yang kecil, masalah di Malaysia lebih mudah diselesaikan, berbeda dengan Indonesia yang memiliki masalah yang lebih kompleks. Sebab itu, Indonesia-Malaysia selalu berhubungan untuk menyelesaikan masalah bersama-sama," ujar Mahathir.
Korupsi Besar-besaran
Malaysia sendiri terancam menjadi negara bangkrut karena utang negara, plus maraknya kasus korupsi.
Mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak didakwa korupsi oleh pengadilan tahun ini, karena menerima uang suap jutaan dollar.
Dilansir dari Tribunnews.com, AFP melaporkan, Najib menjadi mantan perdana menteri Malaysia pertama yang diseret ke meja hijau.
Dia dikenai tiga dakwaan atas pelanggaran kriminal kepercayaan karena menerima dana senilai 42 juta ringgit atau sekitar Rp 149 miliar dan satu dakwaan karena menerima gratifikasi.
Masing-masing dakwaan bisa membawa Najib tinggal di balik jeruji hingga 20 tahun penjara.
Najib didakwa oleh hakim sehubungan dengan skandal perusahaan 1MBD yang didirikannya semasa masih menjabat.
Dia menerima aliran dana senilai 42 juta ringgit dari SRC Internasional.
SRC adalah sebuah perusahaan energi yang awalnya merupakan anak perusahaan dari 1MDB.
Selama sidang berlangsung, tidak ada pembelaan yang disampaikan.
Namun, Najib tampak mengangguk ketika dakwaan dibacakan.
Di dalam ruang persidangan, terlihat anak-anak Najib seperti putra tirinya, Riza Aziz.
Pada pukul 10.16 waktu setempat, Najib keluar dari ruang persidangan.
Dilansir dari The Star Online, ratusan pendukung Najib, termasuk putranya, Mohd Nizar, berada di kompleks Pengadilan Kuala Lumpur untuk memberikan dukungan kepadanya.
Nizar enggan berbicara ke media.
Dilaporkan sebelumnya, Najib yang tampak lelah dikawal oleh sekitar 20 petugas polisi ke ruang sidang dengan keamanan ketat.
Dia dibawa ke pengadilan kurang dari sehari, setelah ditangkap di rumah mewahnya.
Sumber: tribunnews
Foto: Mahathir Mohamad Blak-blakan Sebut Ada yang Tak Ingin Negaranya dan Indonesia Maju: Mata Uang Dijatuhkan/AFP
Mahathir Mohamad Blak-blakan Sebut Ada yang Tak Ingin Malaysia-Indonesia Maju: Mata Uang Dijatuhkan
Reviewed by Admin Pusat
on
Rating:
Tidak ada komentar