Haul Makam Dawa Ke-54: Memperkuat Ukhuwah Islamiyah di Pemalang

Baca Juga

Komando Bhayangkara, Pemalang - Makam Dawa yang terletak di Desa Danasari, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, ramai dikunjungi oleh ratusan kaum Muslimin dan Muslimah. Acara haul yang digelar untuk memperingati 54 tahun khidmah Makam Dawa ini menjadi ajang berkumpulnya warga setempat serta muslimin dan muslimah. 

Sabtu(21/09/2024)

Acara haul ini dihadiri oleh beberapa tokoh penting, di antaranya Ma'nun, Kepala Desa Danasari; Fahmid Dhuha, anggota DPRD Pemalang dari Fraksi Gerindra; serta Ketua dan pengurus GP Ansor Desa Danasari. Pengamanan berlangsung ketat berkat kerja sama anggota Linmas dan Banser Desa Danasari, memastikan tertibnya acara.

Pengisi tauziah pada hari tersebut juga dihadiri oleh para ulama terkemuka, antara lain DR. KH. Marzuki Mustamar dari Jawa Timur, KH. Zainal Musthofa dari Pemalang, serta KH. Abdurrahman Naib dan KH. Abdul Basyir Naib sebagai Shohibul Haul. Suasana semakin meriah dengan penampilan grup hadroh ASPQ Futuhiyyah dan Asshofa, yang mengalunkan musik bernuansa islami.

Dalam tauziyahnya, DR. KH. Marzuki Mustamar menekankan pentingnya menjaga Ukhuwah Islamiyah di antara umat Muslim. “Kita harus tetap bersatu dan tidak mudah diadu domba oleh pihak manapun yang berupaya memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,” tegasnya.

Dari sisi Pemerintahan, Fahmid Dhuha mengungkapkan kebanggaannya terhadap antusiasme masyarakat. “Alhamdulillah, masyarakat Desa Danasari dan sekitarnya menunjukkan respon yang sangat baik terhadap acara ini. Meskipun berdesak-desakan, mereka tetap antusias untuk menghadiri Pengajian Umum Haul Makam Dawa Ke-54,” ujarnya. Ia berharap acara seperti ini dapat meningkatkan nilai-nilai religius dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Kepala Desa Danasari, Ma'nun, juga memberikan apresiasi tinggi kepada masyarakat. “Syukur Alhamdulillah, acara Pengajian Umum Haul Makam Dawa Ke-54 tahun ini berjalan lancar dan sukses,” pungkasnya saat diwawancarai oleh media.

Acara ini tidak hanya menjadi sarana untuk memperingati sejarah, tetapi juga memperkuat tali persaudaraan antar umat Islam dalam semangat kebersamaan dan keagamaan.

(Bondan)