Masalah Sampah Pemalang Kades Pesalakan "Gigit" Institusi Penegak Hukum
Komando Bhayangkara, Pemalang - Di Pemalang, permasalahan sampah telah menjadi perbincangan yang berkepanjangan. Hingga saat ini, belum ada solusi yang tuntas untuk menghadapi isu ini, sehingga warga setempat merasa perlu untuk bersuara. Dalam upaya menyuarakan protes mereka dan memasang spanduk bertuliskan "TPA DI TUTUP PERMANEN" di pintu gerbang Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Dusun Pesalakan.
Kepala Desa Pegongsoran, Turitno, merespons situasi ini dengan serius. Ia telah berulang kali mengadakan musyawarah dengan warga, berusaha menjelaskan pentingnya pengelolaan sampah yang baik. Namun, keinginan warga untuk menutup TPA secara permanen tampaknya tak bisa digoyahkan. Turitno merasa terjebak dalam situasi yang sulit, meskipun ia adalah pemimpin Desa, ia tidak memiliki kekuatan untuk memaksakan kehendaknya terhadap warga yang telah bulat pendirian.
Sementara itu, tuntutan warga masih merujuk pada kesepakatan yang pernah dibuat dan ditandatangani oleh Plt. Bupati dan Pj. Sekda Pemalang pada tahun 2024. Dalam menjalani tugasnya sebagai pemimpin, Turitno merasa bingung dalam memberikan pemahaman kepada warga tentang masalah ini.
Saat awak media mengkonfirmasi terkait Tulisan " TPA DI TUTUP PERMANEN ", Kades Turitno mengungkapkan lewat WA. "Saya tidak tahu ada tulisan itu. Pemasangan itu katanya ada yang menyuruh...ada yang keceplosan ngomong, ada yang suruh dari kepolisian," ujarnya saat dihubungi melalui telp. WhatsApp.
Turitno juga mengungkapkan, Kasat Intel Polres Pemalang bersama rombongan datang ke rumah memberikan pesan agar warga jangan menolak pembuangan sampah di TPA yang memberikan pesan untuk tidak menghalangi pembuangan sampah. "Saya mohon warga untuk tidak menghalangi pembuangan sampah agar tidak terkena masalah," ujarnya, menirukan nasihat dari pihak kepolisian.
Namun, respons warga sangat berbeda. Mereka mengekspresikan kekecewaan, menuntut agar Kades lebih melindungi warga, "Jangan seperti itu... Pak Kades kok tidak melindungi warganya," seru mereka, menggambarkan keinginan mereka untuk didengar dan diperhatikan.
Kisah ini menggambarkan betapa rumitnya dinamika antara kepentingan publik dan penguasa daerah dalam menghadapi permasalahan yang mendasar dan mendesak, seperti pengelolaan sampah.
Situasi ini memberi gambaran nyata mengenai tantangan yang dihadapi oleh mereka yang berusaha menjadi jembatan antara Pemerintah dan masyarakat, dan pentingnya dialog yang konstruktif untuk mencapai solusi yang saling menguntungkan.
(BondanMKB)
Masalah Sampah Pemalang Kades Pesalakan "Gigit" Institusi Penegak Hukum
Reviewed by Admin Pemalang
on
Rating:
Tidak ada komentar